“Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air..” -Hasan al Banna-



Mahasiswa Bertopeng

Mahasiswa Bertopeng
TW Yunianto®

Rekan – rekan mahasiswa, rekan – rekan seperjuangan…
Salam Mahasiswa….
Kampus adalah gerbang utama, lokomotif perubahan sosial. Dari zaman ke zaman, membuktikan bahwa perubahan sosial sebagai cermin dari perubahan bangsa bermula dari masyarakat kampus. Masyarakat kampus yang nota bene memiliki tingkat intelektualitas tinggi, sampai saat ini masih diposisikan oleh publik sebagai masyarakat yang memiliki semangat perubahan dengan kekuatan moral sebagai motor pergerakannya. Ketika di sana – sini terjadi pergolakan atas perlawanan tirani kekuasaan, perjuangan yang bermodalkan nurani, menjadi sebuah kekuatan strategis mahasiswa dalam rangka membangun peradaban. Namun, peradaban baru yang sarat dengan pembaharuan dalam rangka melepaskan diri dari ketidakberdayaan, tidak akan tercapai jika sampai saat ini mahasiswa masih bingung dan arogan, sehingga potensi – potensi yang seharusnya dapat diberdayakan akan menjadi bisu, tuli seolah sebuah kerangka besi yang penuh dengan karat, lekang oleh kondisi.

Rekan – rekan mahasiswa, rekan – rekan seperjuangan…
Pemilu presiden mahasiswa, sepertinya masih menjadi misteri bagi kita semua. Akankah dengan sebuah momentum pemilu, kondisi kampus kita akan semakin dinamis ?!
Mahasiswa yang seharusnya identik dengan pengabdian, sekarang seolah – olah tertutupi oleh kehidupan glamor yang memberikan persepsi negatif terhadap dirinya sendiri. Akankah suara mahasiswa yang ‘dahulu’ sering disebut – sebut sebagai mesiu perubahan, sekarang masih mampu menunjukkan eksistensinya di medan perang ? Atau hanyakah sebuah benda purbakala yang bisu, seolah meratapi keberadaannya dalam kesendirian.
Ketika kampanye presiden-wakil presiden mahasiswa dalam rangka memaparkan langkah kerjanya dianggap sebagai sebuah tontonan, maka kita harus mempertanyakan paradigma kita akan konteks perubahan. Perubahan bukanlah sebuah tontonan saudaraku... Namun perubahan adalah sebuah proses yang panjang, yang memerlukan pola sinergi dari segala pihak, baik secara aktif maupun pasif.
Ketika saat ini kita merasa dalam kondisi merdeka, maka kita harus menyadari, bahwa mempertahankan kemerdekaan itu lebih berat dari pada merebutnya.
Ketika kemerdekaan kita dicabut, masih adakah suara lantang perjuangan.... ?!
Ketika kemerdekaan kita dicabut, masih adakah derap langkah perubahan.... ?!

Rekan – rekan mahasiswa, rekan – rekan seperjuangan…
Kita bukanlah seorang ‘pasien’ yang senantiasa sabar menunggu ‘dokter’ dalam kondisi penyakit yang menggerogoti ‘idealisme’ kita. Kita ibarat sebuah garam, barang yang sering dicampakkan dan dihargai dengan harga yang ‘sepantasnya’, namun memberikan peran yang amat-sangat menentukan.
Mau atau tidak mau kita untuk turut berpartisipasi, maka yang harus kita garis bawahi adalah kita mempunyai tanggung jawab terhadap eksistensi generasi yang akan datang.
Masa keemasan bukanlah masa kemenangan kita, namun masa dimana kita mampu melahirkan generasi – generasi yang tanggap dan sanggup membawa panji – panji perubahan....
Perubahan adalah pasti, kita tidak bisa mengingkari. Namun apakah kita akan ikut berperan didalamnya, atau hanya sebagai penonton yang duduk-diam-manis di tengah kondisi pemain yang berada di garis akhir pertahanan.....
Mahasiswa adalah motor pergerakan.....

posted by ENDONISEA @ 16:48,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home