“Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air..” -Hasan al Banna-



Gerakan Mahasiswa, Gerakan Sosial atau Partisan ?

Gerakan Mahasiswa, Gerakan Sosial atau Partisan ?
TW Yunianto*


Beta hanya duli di udara,
Hanyut mengikut dalam pawana.
Sejuk embun turun ke jiwa,
Dan di mata menerang sinar
-Tebaran Mega-

Seorang tokoh pendidikan dari University of New York, Prof. Altbach mengatakan dalam sebuah bukunya yang berjudul ‘Student Politics’, hakikat gerakan mahasiswa pada umumnya adalah perubahan. Konteks perubahan tersebut memiliki dua muara, yaitu menumbuhkan perubahan sosial dan mendorong perubahan politik. Jika kita ambil pemikiran Prof. Altbach tersebut, maka kita dapat menyadari bahwa ternyata ada fungsi – fungsi strategis yang dapat dilakukan oleh mahasiswa. Gerakan ekstra-parlementer yang saat ini menjadi icon pergerakan mahasiswa ternyata mampu memberikan warna tersendiri bagi perikehidupan rakyat, khususnya arah perpolitikkan suatu bangsa. Sebut saja peristiwa tumbangnya rezim Soekarno pada tahun 1966, tergulingnya orde baru oleh sekelompok anak muda yang menamakan dirinya mahasiswa (KAMMI, BEM, Forkot, dll), serta beberapa peristiwa heroik lainnya yang memberikan citra terhadap gerakan mahasiswa itu sendiri. Beberapa peristiwa tersebut, secara umum dilatarbelakangi oleh adanya kekrisisan kondisi sosial politik, sehingga masyarakat membutuhkan suatu atmosfer baru sebagai kompensasi atas gagalnya kepemimpinan generasi saat itu.
Sesuai dengan ciri khas pergerakan mahasiswa yang non-afiliasi, setidaknya ada dua hal mendasar sebagai referensi dalam memberikan sebuah kontribusi baik dalam ranah sosial maupun politik. Kedua hal tersebut adalah perubahan dan perbaikan. Ketika kita melihat realitas yang ada saat ini, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya bola – bola pergerakan yang digulirkan oleh mahasiswa bertujuan untuk memperbaiki kondisi, baik sistem maupun komponen yang terlibat didalamnya. Walaupun hal itu tak dapat kita generalisir begitu saja, tergantung dari sudut mana permasalahan tersebut dipandang, atau dengan kata lain ada istilah komersialisasi isu pergerakan, sehingga memungkinkan pihak – pihak tertentu memanfatkan mahasiswa untuk kepentingan mereka.
Namun sekarang kita coba untuk menelaah fungsi dan posisi mahasiswa dari kaca mata publik atau masyarakat yang telah memberikan mahkota kepercayaan terhadap mahasiswa untuk mengawali prosesi perubahan ke arah perbaikan yang selama ini mampu memberikan warna yang cukup berarti dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara.
Sebagai seorang pemuda yang memiliki keinginan untuk terus bergerak dalam rangka mendapatkan kondisi yang diinginkan, mahasiswa selalu berada di lini depan untuk mendobrak ketidaksehatan kondisi sosial yang ada. Apalagi ketika hal itu berhubungan dengan kepentingan masyarakat yang nota bene sebagai stake holder utama dan pertama atas sebuah komunitas yang kita namakan sebagai bangsa. Sehingga secara tidak langsung peranan mahasiswa akan menentukan arah kebijakan bangsa ke depan. Peranan mahasiswa tersebut akan lebih tajam ketika berbagai komunitas maupun organisasi kemahasiswaan mulai bermunculan. Artinya, organisasi kemahasiswaan akan lebih memungkinkan bagi mahasiswa tersebut untuk lebih berkreasi dan berapresiasi akan peran strategis mereka. Paling tidak, mahasiswa dapat disebut sebagai safety player, sehingga berbagai strategi baik secara struktural maupun kultural dapat dilakukannya.
Dengan adanya kestrategisan fungsi dan posisi serta ditambah dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada mahasiswa, maka sudah menjadi kewajiban moral bagi kita sebagai seorang mahasiswa untuk memerankan fungsi sebagai penyambung aspirasi publik yang dinilai lebih layak untuk diperjuangkan dari pada kepentingan kelompok atau golongan tertentu yang sengaja ingin menguasai strata sosial untuk kepentingan mereka. Masyarakat yang menginginkan perubahan, secara tidak langsung menaruh harapan kepada mahasiswa untuk melakukan sebuah perubahan atau revolusi sistem yang telah mengalami kebusukan. Adapun pembusukan sistem tersebut biasanya dilakukan oleh sekelompok orang atau golongan yang secara sengaja ingin memanfaatkan kondisi tersebut demi tujuan maupun kepentingan pragmatisnya.
Saat ini, gerakan mahasiswa didudukkan sebagai referensi langkah bagi komponen masyarakat yang merindukan perbaikan tadi. Sebut saja ketika era reformasi yang melibatkan seluruh komponen bangsa, baik mahasiswa, buruh maupun para elit politik yang masih memiliki kesehatan nurani akan permasalahan bangsa ketika itu. Dan dapat dipahami bahwa peran mahasiswa dengan gerakan ekstra-parlementernya, mampu memberikan akselerasi dalam menciptakan perikehidupan bangsa yang baru, yaitu angin demokrasi dengan bertajuk reformasi. Manuver moral dilancarkannya untuk mem-pressure metode - metode politis yang dimiliki oleh elit penguasa saat itu untuk mempercepat langkah perbaikan. Melalui jargon Indonesia mengalami krisis multidimensional termasuk krisis kepemimpinan nasional, mahasiswa berhasil menggusur sebuah rezim yang dikenal memiliki ribuan tangan kekuasaan.
Kalau misalnya hal itu dapat kita perankan lagi saat ini, maka bukanlah sebuah keniscayaan jika perubahan ke arah perbaikan tadi tidak hanya menjadi mimpi besar masyarakat, namun juga sebagai langkah besar yang memberikan renaissance tersendiri bagi nasib bangsa ini ke depan, dan tentunya sudah menjadi hak bahwa nasib bangsa dan negara ini milik rakyat, bukan milik segolongan elit atau kelompok saja. Maka sekrang menjadi sebuah pilihan bagi kita selaku mahasiswa, apakah kita akan memberikan hak rakyat tadi dengan memposisikan diri kita sebagai garda terdepan dalam perjuangan, atau mengorbankan diri kita sebagai seorang ’pahlawan’ bagi segolongan msyarakat, atau malah kita hanya diam saja menjadi penonton atas pergulatan aspirasi rakyat dengan kepentingan golongan sehingga kita termasuk orang – orang lemah dan merugi. Wallahu a’lam.

Sudah saatnya kita ambil peran kita...
Jangan titipkan perjuangan ini pada siapapun, karena kitalah sang pewaris kejayaan....

*) Presiden BEM-KBM STTTelkom

posted by ENDONISEA @ 09:39,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home