“Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air..” -Hasan al Banna-



Kita, Mahasiswa

Menjadi mahasiswa adalah waktu dimana kita optimalkan peran.
Mahasiswa bukanlah anak ingusan yang akan diam dari kebenaran ketika kezaliman dimana-mana.

Mahasiswa menjadi inti dari pusaran pergerakan.
Kita bukanlah anak-anak lagi, karena di pundak kita masa depan generasi ini terbentang.
Kita bukanlah orang-orang pikun, yang hanya disuap dengan seonggok materi demi retorika pembenaran.

Mahasiswa, dimanakah kita akan berkarya...
Hanya satu, tatap hari ini, ambil peran, dan yakini esok hari kemenangan akan kita raih.
Walaupun kemenangan itu hanya sebuah cita-cita.
Namun paling tidak, kita sudah mewariskan sederet tropi perjuangan.
Ya.. itulah yang harusnya di benak kita sekarang.

Karena mahasiswa,
Haruslah menjadi contoh, dikala rakyat kehilangan teladan.
Haruslah menjadi cahaya, disaat kegelapan zaman menggurita peradaban.
Haruslah menjadi air, di tengah medan juang terjal yang tak terbendungkan.
Haruslah menjadi udara, di tengah sesaknya nafas peruangan.

Bukan kita,
Barena mahasiswa bukanlah tempat untuk berfoya-foya tanpa tujuan.
Ambil peran itu sekali saja.
Karena esok hari mungkin kita sudah terbujur kaku di ranjang kematian.
Hanya menunggu penantian, apakah indahnya surga, atau kejamnya jahannam.
Itu semua adalah pilihan,

Mahasiswa, dedikasi tanpa batas,
Li kulli zaman, li kulli makan
Biarkan kita menerjang batas waktu dan batas tempat.
Biarkan kita menembus keagungan firdaus itu dengan semangat dan kerja kita.
Dengan segenap peluh, semangat, dan bahkan darah.
Walaupun cercaan, makian, atau bahkan ancaman merajalela.
Karena itu semua adalah saksi dari perjuangan.
Ketika yang lain tak mampu lagi memberikan pembelaan.

Hati kita, mulut kita, tangan kita, kaki kita
Biarlah itu semua yang akan menemani dalam kesunyian.
Di tengah pengembaraan menunggu keabadian.

Bandung, 25 Juli 2006

posted by ENDONISEA @ 16:49,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home