“Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air..” -Hasan al Banna-



Ayah, kebersamaan itu sekarang...

22 tahun adalah waktu yang begitu singkat. Engkau menemaniku untuk mencoba mengerti apa yang seharusnya aku kerjakan. Waktu 22 tahun adalah waktu yang begitu panjang. Engkau menemaniku sebagai seorang anak yang nakal.
Ayah, aku tidak bisa mengatakan apa yang seharusnya aku katakan padamu. Waktu 22 tahun itu, kau telah berikan segalanya padaku. Waktu kanak-kanak dulu, kau berikan segala kesabaranmu pada diriku yang senantiasa nakal dan penuh ulah. Waktu remaja, kau tunjukkan kebijakanmu sebagai seorang ayah, ditengah jiwa remajaku yang penuh dengan ketidakaturan dan pemberontak.
Aku tidak pernah tahu apa yang kau pikirkan atas diriku. Aku ya.. seperti ini. Aku ingat sekali ekspresi-ekspresi wajahmu dulu, ketika kau menyikapi atas kenakalanku. Aku ingat sekali perkataan-perkataanmu, ketika kau melihat ulahku kala diriku masuk remaja. Aku ingat betul nasihat-nasihatmu dahulu, ketika kau ceritakan masa mudamu yang penuh dengan pengalaman dan perjuangan. Dan yang terakhir, aku juga ingat betul apa yang kau pesankan untuk yang terakhir kalinya kepadaku.
Sesaat demi sesaat waktu itu terus berjalan dan berjalan. Aku sadar bahwa itu tinggal kenangan. Sekarang, kau telah tinggalkan diriku dengan segenap warisan prinsip hidup yang kau ajarkan dulu. Kau telah menemani diriku 22 tahun lamanya. Sekarang, kau sendirian berjalan menuju kehidupan abadimu. Ayah, kalaulah aku boleh menyapamu, akan kuucapkan terima kasih. Dan aku pun tidak akan pernah menangis, karena aku yakin kau telah bahagia bisa menemani diriku menemukan jalan hidup yang dulu pernah kau ceritakan semua. Kau katakan masa depan adalah pilihan. Bukan orang tua yang nantinya akan menentukan dan ikut merasakan. Dan ternyata sekarang menjadi kenyataan. Kau juga telah meninggalkan diriku sendiri. Tidak ada lagi cerita-cerita heroik masa mudamu dulu. Aku pun sekarang hanya bisa mengirim doa-doa panjang yang kau ajarkan kepadaku dulu.
Selamat jalan Ayahanda tercinta. Terima kasih telah membimbing ananda. Insya Allah akan selalu kami amalkan. Semoga Ayahanda diterima di sisiNya dengan damai. Aku pun masih ingat senyummu yang terakhir mengembang ketika kubalut tubuhmu dengan kain kafan. Sepertinya engkau merasa bahagia bertemu dengan Allah sang Rahman. Dan tugasmu membimbing ananda telah berakhir. Sekarang tugas ananda menjadi anak shaleh yang mampu memberikan doa dan syafaatnya kelak. Semoga kita dipertemukan di jannahNya.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu wa akrim nuzulahu wa washi'madkhalahu waghsilhu bil maa'i watstsalji wal barad. Wanaqqihi minal khata yaa kama yunaqatstsaubul minaddanas. Wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhuljannah wa a'idzhhu min adzabil qabri wa fitnatihi wamin 'adzabinnar. Amiin.

posted by ENDONISEA @ 18:52,

1 Comments:

At 5:30 AM, Anonymous Anonymous said...

stated the majority of people settle your loans in timely manner and free of penalty charges
A respected debts charitable trust needs the sheer number of families turning to them with regard to benefit in excess of cash advance loan credit card bills to be able to twice this approach. bill nonprofit charities suggests round purchase a short-run, excessive awareness lending products in 2010. The actual charitable organisation suggests 3 years back the quantity of customers with them ended up being trivial.
kliknij ten link
kredyt pozabankowy na dowód
pożyczki prywatne
pożyczka na dowód wałbrzych
o wiele więcej znajdziesz tutaj

http://pozyczki-prwatne.net.pl
http://pozyczki-prwatne.org.pl
http://pozyczki-prwatne.com.pl

 

Post a Comment

<< Home