“Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air..” -Hasan al Banna-



Surat untuk kekasih.....

Semalam, aku dipanggil oleh dewan terkait dengan masa kerjaku sebagai presiden mahasiswa. Tertulis dengan jelas disana 1 April adalah batas akhirku menjadi seorang presiden mahasiswa. Huhh... Namun ternyata tidak terhenti disitu kedua mata ini memandang. Disana ada permintaan secara implisit kepadaku untuk menyetujui skenario perpanjangan masa jabatan selama dua minggu. Sebenarnya permasalahannya buka di situ letaknya...

Aku ingin bertanya dalam hatiku, sejauh mana diri ini mampu memberikan perubahan yang berarti bagi kampus ini ? Aku pun masih takut ketika diriku belumlah memberikan secercah harapan bagi KBM yang kita cintai bersama. Waktu satu bulan lebih sedikit kedepan yang tersisa mampukah melunasi segala hutang – hutangku kepada Allah dan rakyat yang telah mengamanahi jabatan ini kepadaku ? Selain itu, satu pertanyaan yang sering menghantui diriku adalah apa yang telah kuberikan untuk para kekasih – kekasihku yang duduk di masing – masing departemen dan biro ? Aku tak ingin mereka hanya mendapatkan rasa lelah, capek, penat, bosan, dan segala tumpah ruah emosi yang mereka keluh kesahkan....

Kalaupun diri ini punya kekuatan, niscaya akan kutransfer segala perasaan yang kurasakan. Bagaimana pemikiran – pemikiran yang seringkali bergejolak dengan segudang permasalahan, mulai dari pribadi, permasalahan kampus, sampai permasalahan bangsa yang seolah menjadi santapan nikmat inderawi. Apakah itu ancaman the capitalist hit man (negara – negara barat) terhadap bangsa kita yang telah menginvasi dari segala lini, baik sosial, politik, ekonomi, pertahanan, dan semuanya; permasalahan kampus yang juga semakin menjadi, mulai dari permasalahan ormawa yang saat ini setengah mati-setengah hidup, mahasiswa yang semakin tidak ‘memahasiswa’, permintaan advokasi oleh masyarakat, kampus yang semakin lama semakin terwarnai oleh perilaku hedon dan kemaksiatan (tempat nongkrong, mojok, minum-minuman); dan segala permasalahan yang saat ini masih menghias dalam relung sanubari. Dalam segala hal, menjadi keinginan diriku untuk bisa membisikkan suasana hati ini. Namun, akupun masih bingung dengan penala frekuensi yang kau pancarkan kepadaku....

Satu bulan ini, menjadi fokus untuk memperbaiki kekurangan. Kalaupun diriku masih diberikan umur, maka izinkanlah diri ini untuk memberikan segenap asa yang kumiliki kepadamu. Biarkan dirimu terbuka.....

Dalam segala hal, semua harus kita persiapkan. Termasuk umur yang selamanya akan menjadi sebuah rahasia Tuhan. Akupun berharap masih ada sisa waktu bagi kita untuk bercengkerama tentang cinta, hidup dan kehidupan. Biarlah mereka mengancam jiwa ini. Kalaupun mereka mampu membayar apapun dan siapapun untuk menebas kepala – kepala kita, maka yakinlah bahwa keyakinan kita tidak bisa terbeli oleh mereka. Biarlah ancaman itu senantiasa muncul. Mereka katakan tentang kematian, tapi mereka tidak bisa membuat kematian. Hanya ada dua pilihan bagi kita dalam mengusung kebenaran ini, apakah kematian yang mulia, atau hidup dengan bersanding kebenaran....
Kekasihku, sekian surat dariku.....

Diriku yang selalu mencintaimu,

-presiden-

posted by ENDONISEA @ 05:29,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home