“Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air..” -Hasan al Banna-



Demi bangsa dan negara

Siang tadi saya membaca sebuah berita di sebuah harian nasional yang memberitakan tentang ikut sertanya Puteri Indonesia kita, Agni Pratistha, dalam ajang pemilihan Miss Universe 2007 yang diselenggarakan di Meksiko. Diberitakan bahwa para peserta ajang kontes ratu sejagad tersebut harus mengikuti serangkaian proses seleksi, yang salah satunya adalah pengambilan foto para peserta dengan menggunakan swimsuit atau pakaian renang. Sebenarnya, ikut sertanya Puteri Indonesia dalam ajang pemilihan Miss Universe sudah sejak lama dipermasalahkan. Namun sekali lagi, sepertinya tipikal orang Indonesia yang pantang menyerah sehingga setiap tahun pula, kontroversi tersebut hanyalah sekedar kontroversi dan badai pun tetap melaju tanpa meninggalkan pesan sedikitpun. Yang membuat saya tertarik dengan berita tersebut selain dari sisi judul yang cukup provokatif adalah pernyataan diakhir berita dimana disana disebutkan ikut sertanya yang bersangkutan adalah dalam rangka mengharumkan nama bangsa dan negara.
Saking ngebetnya untuk bisa mengharumkan nama bangsa, yang bersangkutan lilo legowo saja ketika harus menjalani serangkaian prosedur seleksi, yang menurut hemat saya, mayoritas jenis seleksi yang harus dilalui tersebut tak lain sebagai bagian dari eksploitasi terstruktur atas kehormatan wanita yang seharusnya dijaga dan dijunjung tinggi. Demi mengharumkan nama bangsa, sepertinya yang bersangkutan merasa tidak masalah jika kemudian disalah satu tahap seleksi harus menunjukkan (maaf), “Ini lho body orang Indonesia....”. Kepercayaan diri yang bersangkutan semakin bertambah manakala pemerintah seolah memberikan doa restu keikutsertaan yang bersangkutan. Parahnya, ketika panitia seleksi meminta setiap peserta (termasuk peserta dari Indonesia) untuk memakai bikini dalam salah satu fase pemotretan, pemerintah seolah monggo-monggo saja.
Sangat pragmatis memang, dimana saat ini cukup mudah bagi setiap orang untuk bisa membuat harum nama bangsa asal mau mengikuti apa saja, termasuk dengan cara memamerkan sesuatu yang menurut saya tidak pantas untuk menjadi barang pameran. Apakah harus dengan mengorbankan harga diri ketika kita ingin menjadi sosok pahlawan? Saya kira para pendahulu kita tidak mengajari melalui cara-cara bodoh seperti itu.
Disisi lain, ada juga sekelompok orang yang senang berteriak-teriak demi bangsa dan negara. Tapi kenyataannya, mereka adalah para penipu ulung. Bagaimana tidak, seberapa banyak politisi, birokrat, pejabat kita yang saat ini duduk dibawah payung kekuasaan yang senantiasa mengatakan ‘demi bangsa dan negara’, tetapi kemudian hasilnya tak lebih dari semakin keroposnya aset bangsa, dimana dompet rakyat tidak saja semakin menipis isinya, bahkan dompetnya saja hilang entah kemana, tetapi disisi lain, dompet pejabat semakin menebal saja. Seperti yang kita lihat baru-baru ini, dimana seorang menteri yang ‘hanya’ berkesempatan menjabat selama 2,5 tahun, namun mampu melipatgandakan kekayaan pribadinya 3 kali lipat, apalagi nilai kekayaan tersebut ber-orde sembilan digit alias bernilai miliaran rupiah.
Para pengusaha ‘bejat’ kita juga tak kalah bersaing. Seringkali mereka juga mengatakan ‘demi bangsa dan negara’. Dengan alasan membayar pajak, membuka lapangan kerja, namun kenyataannya, kaum buruh yang notabene adalah anak bangsa yang memiliki peran sebagai mitra bisnis mereka, namun malah menjadi objek yang dimarjinalkan. Termasuk juga para ‘intelektual muda’ kita saat ini. Mereka mengatakan ‘demi bangsa dan negara’, walaupun kemudian cara-cara itu diterjemahkan dengan melalui penyiksaan dan penghilangan nyawa sesama rekan.
Sekali lagi, saat ini sangat mudah bagi setiap orang untuk mengatakan ‘demi bangsa dan negara’. Namun ada satu pertanyaan yang sekiranya cukup pantas untuk kita ajukan kepada mereka, yaitu bangsa dan negara manakah yang mereka bela? Jangan-jangan mereka adalah bangsa Indonesia yang saat ini getol berjuang untuk kepentingan suatu bangsa yang tidak memiliki kepribadian sama sekali. Sehingga apapun yang dilakukan tidak masalah, asal ‘demi bangsa dan negara’. Wallahu’alam.

posted by ENDONISEA @ 22:55,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home