“Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air..” -Hasan al Banna-



Hanya sedikit di kamar sempit

Perubahan hampir selalu dimulai oleh sedikit orang. Kesadaran untuk bangkit dari keterpurukan kondisi yang sedang berlangsung saat itu, bukanlah menjadi sesuatu yang dikonsumsi oleh banyak orang. Namun, dari sedikitnya jumlah tersebut bukanlah menjadi penghalang untuk menghasilkan suatu perubahan kolektif yang tentunya menuju kearah yang lebih baik.

Sebagaimana sejarah telah membuktikan, bahwa disekitar abad keenam telah lahir sesosok anak manusia yang kelak ternyata harus mengemban amanah luar biasa. Muhammad, sepertinya bukanlah nama yang asing lagi di hampir seluruh telinga umat manusia yang menghuni jagad raya ini. Melalui sentuhan tangannyalah (tentunya atas izin Allah), akhirnya muncul generasi-generasi tangguh yang mampu membawa perubahan peradaban manusia yang sangat menakjubkan, yaitu perubahan kondisi dari era kegelapan (jahiliyyah) menuju era dimuliakannya manusia. Bagaimana sosok Muhammad mampu menghasilkan generasi-generasi luar biasa yang mampu menempatkan manusia pada posisi yang tepat dan sesuai dengan fitrahnya. Muhammad telah membuktikan akan kemampuannya mendidik generasi yang tak hanya agung disisi pemikiran saja, namun juga mulia disisi akhlak yang telah mengantarkan mereka pada lembaran catatan sejarah keluhuran peradaban manusia yang pernah menghuni alam semesta ini.
Sosok-sosok ­as-sabiqunal awwalun (para generasi awal), seperi Khadijah binti Khuwailid (istri Muhammad), Zaid bin Haritsah (pembantu Muhammad), Ali bin Abi Thalib (kemenakan Muhammad), Arqam bin Abil Arqam, Bilal bin Rabbah, dan lain sebagainya (bahkan ada salah seorang ulama yang menyebut para generasi awal berjumlah sekitar 140 orang), adalah sebagai contoh dari keberhasilan Muhammad dalam mencetak generasi-generasi yang memiliki kesadaran untuk bergerak bersama, berubah bersama, yang mana kesemuanya memiliki visi perubahan yang sama seperti yang dimiliki oleh Muhammad.
Hasil transformasi visi perubahan yang digalakkan oleh Muhammad bukanlah serta merta turun dari langit. Melainkan melalui sebuah proses yang tak hanya mengeluarkan sedikit tenaga dan perhatian, namun juga membutuhkan keseriusan dan pengorbanan. Waktu tiga tahun yang ditempuh Muhammad dalam mendidik para generasi awal merupakan sebuah kompensasi yang harus dikeluarkannya, sehingga dalam waktu yang terbilang singkat tersebut, Muhammad tidak hanya mampu mengajak orang-orang yang ada disekitarnya saja, namun juga mampu mentransformasikan visi perubahan yang dimilikinya.
Kegelisahan intelektual yang dirasakan oleh Muhammad saat itu, apalagi setelah turunnya wahyu kenabian, ternyata mampu memberikan kekuatan luar biasa bagi dirinya untuk senantiasa mampu menghadapi tribulasi yang ada saat itu. Namun begitu, bukan berarti Muhammad hanya mengandalkan kegelisahan intelektualnya saja yang seringkali disampaikannya kepada istrinya, Khadijah, namun lebih dari sekedar itu, Muhammad ternyata juga merancang sebuah metode transformasi/pembinaan yang efektif yang mampu memberikan pemahaman secara sistematis dan komprehensif terhadap orang-orang yang diajaknya tersebut. Melalui bilik Arqam bin Abil Arqam, Muhammad menyusun dan menjalankan sebuah kurikulum pembinaan yang terbukti mampu mentransformasikan visi perubahannya. Rumah Arqam disulapnya menjadi sebuah madrasah kecil yang mengajarkan visi-visi besar yang kemudian mampu mengubah sejarah peradaban. Dari bilik kecil inilah Muhammad mengadakan perjumpaan dengan para sahabatnya, yang kemudian para sahabat yang dibinanya tersebut digerakkannya untuk mentransformasikan visi perubahan yang telah diajarkan oleh Muhammad kepada seluruh masyarakat Arab saat itu tanpa memandang strata sosial, ekonomi, kesukuan, serta norma pembatas sosial lainnya.
Tidaklah banyak yang dibina oleh Muhammad di bilik kecil Arqam tersebut. Namun setelah 23 tahun kemudian, semua telah membuktikan atas hasil dari pembinaan dan pengajaran yang dilakukan Muhammad terhadap para sahabatnya yang hanya berawal dari bilik kecil, tetapi ternyata mampu mencetak orang-orang yang agung dan mulia yang telah mengantarkan atmosfir perubahan wajah peradaban dunia.

posted by ENDONISEA @ 22:51,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home